Petani Milenial Pilih POC Buatan Sendiri Ketimbang Pupuk Kimia, Modal Rp 60 Ribu Per Hektare Bisa Panen 7,1 Ton

Petani Milenial Pilih POC Buatan Sendiri Ketimbang Pupuk Kimia, Modal Rp 60 Ribu Per Hektare Bisa Panen 7,1 Ton

Trenggalek, SEJAHTERA.CO – Terbatasnya alokasi pupuk kimia bersubsidi dan mahalnya harga pupuk kimia non subsidi membuat Azwar Rahmad petani milenial di Trenggalek banting setir menggunakan Pupuk Organik Cair (POC) buatan sendiri. Selain lebih murah serta ramah lingkungan, hasil panen pupuk cair itu juga tak kalah dibandingkan penggunaan pupuk kimia pada umumnya.

Azwar, begitu dia akrab disapa menjadi satu dari ratusan hingga ribuan petani di Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek yang memilih menggunakan pupuk cair organik buatan sendiri. Selain harga yang melambung, jangka panjang yang ditimbulkan membuat salah satu petani milenial itu berangsur-angsur meninggalkan penggunaan pupuk kimia.

“Sebagaimana kami ketahui bersama, soal alokasi subsidi yang terbatas hingga mahalnya pupuk non subsidi. Kondisi itu membuat para petani di sini berinovasi untuk membuat POC yang ramah lingkungan,” kata Azwar, Senin (3/6/2024).

Read More

Peliknya kondisi itu ditambah hantaman badai pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu membuatnya harus memutar otak. Hingga akhirnya, di bawah naungan Gapoktan Sedono Makmur dengan pendampingan dari petugas penyuluh pertanian, ia bersama beberapa teman satu seprofesi berinovasi hingga lahirlah POC itu.

“Kurang lebih empat sampai lima tahun inovasi ini terlahir. Saat ini hampir semua petani beralih menggunakan POC ini. Namun ada sebagian pula yang menyesuaikan, mencampur organik dengan kimia,” imbuhnya.

Riset panjang dilalui kelompok itu sebelum akhirnya dapat menggunakan POC itu secara masif, meskipun saat ini POC itu belum dibakukan serta dikomersialkan karena terkendala syarat prasyaratnya yang banyak.

Meskipun begitu, pihaknya terbuka lebar bagi siapa pun yang ingin belajar maupun mendapatkan pupuk itu secara gratis.

“Kami juga rutin membagikan 4000 liter pupuk cair ini secara gratis tiap musim tanam, ada petani yang datang dari luar daerah juga dari Magetan, Tulungagung dan lainnya. Kami juga terbuka lebar kepada siapa pun yang ingin belajar membuatnya,” ujarnya.

Untuk bisa membuat pupuk organik itu tidaklah rumit, serta tidak perlu merogoh kocek dalam. Bahan-bahan yang digunakan-pun juga mudah didapat di sekitar rumah, seperti misalnya empon-empon hingga limbah UMKM. Dengan uang sekitar Rp 60 ribu, petani bisa menghasilkan puluhan hingga ratusan liter.

“Istilahnya dari alam kembali ke alam, kami manfaatkan kearifan lokal sekitar kami. Seperti kami lihat, tanaman dihutan itu tanpa pupuk kimia bisa tumbuh subur. Prinsip itulah yang kami terapkan di lahan pertanian ini. Jadi tanpa zat kandungan berbahaya, organik semua,” jelasnya.

Alhasil, buah jerih payah mereka berbuah manis. Gapoktan itu bisa membuat POC yang murah meriah serta ramah lingkungan.

Petani, termasuk Azwar juga sudah melakukan uji coba dengan hasil yang memuaskan. Hanya saja, hasil maksimal yang didapat tidak bisa instan seperti pupuk kimia karena butuh langkah berkesinambungan.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *