Trenggalek, SEJAHTERA.CO – Perdagangan karbon mulai dilirik Pemerintah Kabupaten Trenggalek. Perdagangan karbon bakal jadi skema fiskal baru bagi Bumi Menak Sopal, sebutan lain Trenggalek yang dinilai ramah lingkungan, tanpa merusak.
“Hari ini berbicara tentang kelestarian lingkungan itu sudah bisa membawa manfaat secara fiskal dan finansial,” kata Ketua DPRD Trenggalek, Samsul Anam di Kantor DPRD Trenggalek.
Legislatif mendukung penuh soal perdagangan karbon, mengingat melimpahnya potensi yang dimiliki Trenggalek. Terlebih kabupaten yang ada di pesisir selatan Jawa itu juga memiliki andil besar dalam produktivitas oksigen. Ini lantaran Trenggalek memiliki kawasan hutan yang luas.
Selain potensi ekonomi hijau (green economy) lewat kawasan hutan, Trenggalek juga memiliki potensi ekonomi biru (blue economy), sumber daya laut. Potensi yang tidak mesti dimiliki semua daerah. Berkaca dari itu, legislatif optimis perdagangan karbon jadi skema fiskal baru yang bakal menguntungkan.
“Lewat skema itu kami meyakini bisa menambah pundi-pundi pendapatan asli daerah,” imbuhnya.
Hanya saja untuk merealisasikan itu perlu mekanisme matang yang saat ini tengah dibahas oleh anggota panitia khusus bersama tim asisten pemerintah daerah.
Mereka saat ini membahas soal kerangka serta teknis pelaksanaan perdagangan karbon, yang merupakan bagian dari RPJPD 2025-2045 Trenggalek dengan tema utama ‘Net Zero Carbon’.