Tulungagung, SEJAHTERA.CO – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Tulungagung menggelar aksi damai di depan Kantor Bupati Tulungagung, Selasa (25/6/2024).
Pada aksi damai tersebut sempat terjadi aksi saling dorong antara petugas kepolisian dan mahasiswa yang ingin masuk ke kantor bupati.
Aksi saling dorong itu terjadi setelah para mahasiswa yang berorasi hampir satu jam lebih, tapi tidak kunjung ditemui oleh Pj Bupati maupun perwakilan Pemkab Tulungagung.
Namun, aksi saling dorong tersebut berakhir setelah Sekda Tulungagung mau menemui para mahasiswa.
Ketua HMI cabang Tulungagung, Fuad Fajrus Sobah mengatakan, aksi yang digelar kali ini dilakukan untuk mengkritisi kebijakan pemerintah baik secara lokal maupun nasional.
Terdapat tiga isu yang dibawa, meliputi pembebasan aktivis HMI dari jeruji besi yang diduga mendapat kriminalitas dari aparat.
Kemudian meminta penghentian komersialisasi pendidikan yang diduga masih terjadi pungutan liar (Pungli) pada beberapa instansi pendidikan utamanya di Tulungagung.
Serta pembatalan kebijakan tabungan perumahan rakyat (TAPERA) yang mana kebijakan itu membuat hak rakyat kecil disita.
“Bagi kami, pemerintah seharusnya melayani rakyat terutama rakyat kecil, bukan justru mempersulit rakyat seperti yang terjadi saat ini,” kata Fuad Fajrus Sobah, Rabu (25/6/2024).