Kediri, SEJAHTERA.CO – Nama pencak dor bukanlah hal yang asing bagi Zuskky Ardiansyah, atlet Pagar Nusa Tanpa Batas (Patas Kediri). Pemuda asal Desa Plaosan, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan itu telah terkenal di dunia bela diri karena penampilannya yang cukup gemilang baik dan meraih prestasi di berbagai kejuaraan.
Setidaknya, hampir empat tahun tampil-tampil di ring bambu pencak dor berbagai daerah di Jawa Timur. Selain pencak dor, dia juga tampil di ajang kejuaraan bela diri lain seperti Jawara Fighting Championship (JFC), boxing, kick boxing, MMA, hingga Road To One Pride.
Latihan sehari-hari sudah menjadi aktivitas rutin bagi Zuskky Ardiansyah di Markas Patas Kediri. Saat ditemui, dia terlihat memakai sarung tangan boxing, jaket, celana pendek sedang menjalani latihan bersama sejumlah rekannya mulai dari fisik, pukulan, hingga tendangan. Pukulan dari tangan kanan dan kiri pun secara perlahan diarahkan menuju samsak.
“Jam segini (sore hari) saya latihan rutin di sini bersama teman-teman,” ucap pemuda yang akrab disapa Zuskky ini.
Meraih banyak prestasi di bela diri khususnya pencak dor merupakan suatu kebanggaan baginya. Tetapi, harus melewati proses-proses terlebih dahulu. Zuskky menceritakan, mengikuti pencak dor awalnya hanya iseng-iseng dan tidak ada niatan untuk menjadi atlet ataupun bermain di atas ring bambu tersebut. Namun, ia sudah senang dengan dunia bela diri sejak kecil karena mengikuti pagar nusa.
Dari kecil memang sudah aktif di organisasi NU dan IPNU. Berhubung ada Pagar Nusa, akhirnya dirinya mengikutinya.
“Sebenarnya belum berpikir lebih jauh untuk ikut penuh di Pagar Nusa. Itu kan saya masih sekolah,” jelas pemuda yang berusia 22 tahun ini.
Dia mengatakan, di masa Sekolah Menengah Pertama (SMP) tidak sering rutin mengikuti latihan, hanya saja ketika memiliki waktu longgar.
Seiring berjalannya waktu, Zuskky mengikuti ajang Pencak Dor tahun 2019. Pertama kali tampil, ia merasa canggung dan demam panggung karena masih minim pengalaman.
Hal itu tidak membuat dirinya menjadi patah semangat dan membangun percaya diri agar perasaan demam panggung tersebut tidak mengganggu penampilannya.
“Karena perdana pencak dor itulah, saya semakin tertarik dan ingin terus ikut pencak dor,” bebernya.
Di tahun 2022, anak kedua dari tiga bersaudara itu tampil di ajang Pencak Dor di Lirboyo Kediri, Lamongan, Tuban, Bojonegoro. Kemudian, 2023 mengikuti Jawara Fighting Championship (JFC) dan Boxing di Tulungagung serta Kick Boxing di Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri.
Menurut dia, sejak tahun 2024 hingga awal bulan Juni ini, setidaknya baru mengikuti Road To One Pride dan Pencak Dor di Duwet Kecamatan Wates Kabupaten Kediri.
“Saya senang karena dapat pengalaman berharga dan medali di beberapa ajang itu. Bagi saya, hal terpenting adalah tambah seduluran dan mengurangi tawuran,” ungkap.
Selama ini, hal yang paling sulit bagi dirinya di bela diri itu adalah diet dan menimbang berat badan karena tidaklah mudah lantaran harus konsisten untuk menjaga tubuh serta menahan diri agar tidak banyak makan.