Trenggalek, SEJAHTERA.CO – Susu Ladok khas Pegunungan Argo Lawe Trenggalek sukses menghiasi pasar sejumlah daerah. Karakteristik olahan dari produsen susu asal Kecamatan Pule itu sukses membawa identitas daerah.
Dibalik kesuksesan itu, tergambar perjalanan panjang dan tak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Berikut kisahnya.
Kabupaten Trenggalek adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur yang terkenal dengan keindahan alamnya. Dibalik pesona itu, Bumi Menak Sopal sebutan lain Trenggalek juga menyimpan ragam sajian kulinernya. Salah satunya adalah susu ladok khas Pegunungan Argo Lawe.
Berbicara Pegunungan Argo Lawe, daerah itu memang terkenal dengan daerah sebagai produsen penghasil susu, salah satunya adalah Desa Tanggaran.
Dibawah ketinggian sekitar 800 meter dari permukaan laut, warga daerah itu menjadi penyuplai susu sapi ke sebuah perusahaan besar. Setiap harinya, warga bisa menjual ratusan liter susu sapi murni.
Namun harga beli yang terkadang kurang bersahabat bagi peternak membuat Edy Suwito menginisiasi lahirnya susu ladok. Salah satu peternak sapi di daerah itu ingin membuat sebuah produk yang berbeda serta berdaya jual lebih tinggi, serta memiliki karakteristik yang khas.
Saya ingin produk dari sini bisa dikenal luar daerah, syukur-syukur bisa ke luar negeri,” kata Edy sapaan akrabnya.
Bersama istrinya, keduanya menjajal hal baru dengan sebuah produk yang memiliki khasiat tinggi serta mengangkat nama daerah.
Lahirnya nama ladok yang berarti lanang wedok (laki-laki perempuan). Nama itu terinspirasi dari bukit lanang wedok di daerah itu yang masuk area Pegunungan Argo Lawe.
“La artinya lanang, dok artinya wedok, jadi ladok (lanang wedok). Nama itu terinspirasi dari nama pegunungan yang ada di daerah sini,” imbuhnya.
Namun niatnya untuk mengembangkan produk yang saat itu terbilang baru bukanlah perkara muda. Lika-liku hingga jalan terjal harus mereka lalu.
Pasang surut usaha hingga mendapatkan hati konsumen membutuhkan perjalanan yang cukup panjang hingga akhirnya produk susu ladok mampu bersaing di segmentasi olahan minuman susu sapi yang kian beragam.
“Kami merintis sejak 2015 dan kami bersyukur produk kami masih bisa bertahap di pasaran sampai saat ini. Namun memang kami akui, perjuangan itu tidak mudah. Istilahnya harus jungkir balik,” jelasnya.