Tulungagung, SEJAHTERA.CO – Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Segawe yang sudah over kapasitas diprediksi sudah tidak mampu menampung limbah rumah tangga setelah 2 tahun akan datang.
Berdasarkan hitungan pihak berwenang, tahun 2026 mendatang TPA Segawe sudah tidak lagi mampu menerima sampah yang dihasilkan masyarakat Tulungagung.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tulungagung, Dedy Eka Purnama mengatakan, pihaknya melalui petugas DLH di lapangan kerap berupaya untuk mengatasi kondisi over kapasitas di TPA Segawe.
Termasuk memperluas lokasi penimbunan sampah, hingga menyediakan pemulung di TPA Segawe.Namun, tampaknya hal itu masih belum membuahkan hasil jika melihat kondisi terkini TPA Segawe yang sudah termasuk berstatus overload dan kesulitan untuk menampung sampah yang masuk.
Hal itu dikarenakan dalam satu hari, produksi sampah yang dihasilkan masyarakat Tulungagung mencapai 120 ton.
“Per hari ada 120 ton sampah yang masuk ke TPA Segawe. Kami sudah memanfaatkan semua lahan di TPA Segawe untuk tempat menampung sampah dan dibantu pemulung untuk memilah sampah. Tetapi belum efektif,” kata Dedy Eka Purnama, Rabu (19/6/2024).
Akibat kondisi tersebut, ungkap Dedy, pihaknya memprediksi jika TPA Segawe tidak mampu bertahan lebih lama lagi dalam menampung sampah yang dihasilkan masyarakat.
Bahkan pihaknya memperhitungkan jika dua tahun lagi, atau tepatnya di tahun 2026, TPA Segawe sudah tidak bisa beroperasi lagi.
Pasalnya, selama ini keberadaan TPA Segawe hanya sebagai lokasi pembuangan akhir dan tidak ada pengolahan lebih lanjut.
Sampah-sampah yang masuk selama ini hanya ditimbun dan dipilah oleh para pemulung yang ada di TPA Segawe.
“Sejak awal keberadaan TPA Segawe memang hanya untuk menimbun sampah saja. Di sana tidak ada pengolahan sampah secara modern, seperti ruangan khusus untuk membakar sampah,” ungkapnya.
Kendati demikian, jelas Dedy, pihaknya tetap berupaya untuk menanggulangi masalah tersebut, agar setidaknya TPA Segawe tetap mampu bertahan lebih lama lagi.