Kediri, SEJAHTERA.CO – Menguntungkan konsmen? Mungkin. Harga gula pasir di tingkat eceran Kabupaten Kediri merosot tajam alias jeblok.
Padahal Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arif Prasetyo baru menerbitkan kebijakan relaksasi harga gula di tingkat ritel atau konsumen.
Salah satu toko kelontong di Desa Plosorejo, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Malikha, mengatakan, sejak awal Juni 2024, harga gula pasir terus turun.
Awalnya, pertengahan Mei 2024, gula pasir kemasan trep Rp 167.000 perbal (10 kilogram) dan kemasan non trep (8 kilogram) Rp 134.000 perbal.
Di tingkat eceran atau toko kelontong, menjualnya untuk gula pasir kemasan trep Rp 18.500 perkilogram dan non trep Rp 14.500 perkilogramnya.
Sejak dua hari lalu dia menjual gula pasir kemasan trep 1 kilogram Rp 16.000. Sementara non trep dijual dengan harga Rp 13.500 perkilogram.
Dari pemasok, katanya, mendapat harga gula pasir kemasan trep 155.000 perbal dan untuk gula pasir yang kemasan non trep Rp 124.000 perbal.
“Penyebabnya saya tidak tahu. Pokoknya, dari pemasok (bukan produsen) mengatakan gula mulai turun Mbak,” kata Malikha menirukan ucapan pemasoknya, Kamis (13/6/2024).
Sementara pemasok juga tidak mendapat penjelasan pasti terkait turunnya harga gula pasir saat ini, tempat kulakan (produsen) atau pemilik gula,
“Ya… saya hanya diberi tahu kalau mulai Juni 2024 harga gula turun. Apa penyebabnya saya tidak diberi tahu,” ujar Fendik, warga Kecamatan Gampengrejo ini.
Sementara itu penetapan kebijakan relaksasi harga gula di tingkat ritel atau konsumen berlanjut hingga 30 Juni 2024 dari yang semula berakhir 31 Mei 2024.